Selasa, 14 Juli 2009

Seks Bebas di Usia Dini atau Nikah Dini?


Gejala pergaulan bebas yang sudah menjadi model kehidupan masyarakat belakangan ini, telah memposisikan Indonesia berada dalam cengkraman kejahatan seks bebas yang merupakan ikutan dari politik global.

Pernyataan ini disampaikan dr Rini dari Forum Muslimah untuk Indonesia Sehat dalam diskusi interaktif Kesehatan Reproduksi Remaja di kampus Universitas Islam Bandung (Unisba). Menurutnya, kebijakan pemerintah dalam pencegahan perkawinan dini atau usia muda yang masih diberlakukan hingga sekarang, menjadi salah satu faktor pemicu masuknya kejahatan seks bebas.

“Pemerintah harusnya melakukan langkah-langkah pencegahan bagi terjadinya model dan gaya hidup seks bebas, tapi yang dicegah justru perkawinan dini,” kata dia.

Menurut Rini, seharusnya yang dicegah bukan pernikahanan dini, tetapi perilaku seks bebas yang jauh membawa dampak buruk termasuk penyakit kelamin dan penyakit moral.

Pandangan bahwa nikah dini sebelum usia 18 tahun akan terkena risiko “cancer cervix” hanyalah sebuah hipotesa, karena faktanya Ca-cervix adalah akibat terserang kuman HPV secara persisten dan akibat suka berganti-ganti pasangan.

Terkait dengan amandemen UU no.23/1992 Tentang Kesehatan yang sepintas melegalkan aborsi, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini menolak tegas.

Tidak ada aborsi yang aman, tidak dilegalkan saja kasus aborsi sudah 3 juta per tahun.

Aborsi dapat menyebabkan komplikasi urologi, kemandulan, kematian, dan konflik kejiwaan. Aborsi bukan hanya masalah medis, tetapi juga merupakan masalah sosial.

Dokter muda ini pun menyayangkan penyuluh kesehatan yang kerap kali menggunakan alat peraga. “Penjelasan organ-organ reproduksi, organ genital, baik dari segi fisiologis maupun anatomis akan membentuk persepsi seksual yang akan menggelorakan nafsu seksual yang akhirnya mendorong seks bebas,” katanya.

Menurut Elma Triyulianti, Sie Remaja dan PHR Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jabar, angka penderita dan penularan HIV di Jawa Barat menjadi nomor satu di Indonesia.

Selama ini BKKBN berusaha memberikan informasi konseling dan kesehatan reproduksi remaja sehubungan dengan alat reproduksinya. BKKBN memprioritaskan penyuluhannya kepada masyarakat. Pendewasaan usia perkawinan melalui program kesehatan reproduksi remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar